1.1 Latar Belakang Masalah
Pernahkah
anda perhatikan keadaan masyarakat Indonesia ? Bangsa yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke ini, terdiri dari bermacam suku bangsa, budaya, ras dan agama.
Disebut juga masyarakat majemuk atau multikultur. Kondisi masyarakat seperti
ini jika berjalan serasi dan harmonis akan menciptakan integrasi sosial. Jika
tidak, terjadilah disintegrasi sosial atau konflik sosial. Pengaruh kemajemukan
masyarakat yang perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan konflik sosial
adalah munculnya sikap primordial (primordialisme) yang berlebihan dan
stereotip etnik.
Indonesia
dikenal dengan kemajemukan masyarakat, baik dari sisi etnisitas maupun budaya
serta agama dan kepercayaannya. Kemajemukan juga menjangkau pada tingkat
kesejahteraan ekonomi, pandangan politik serta kewilayahan, yang semua itu
sesungguhnya memiliki arti dan peran strategis bagi masyarakat Indonesia. Meski
demikian, secara bersamaan kemajemukan masyarakat itu juga bersifat dilematis
dalam kerangka penggalian, pengelo1aan, serta pengembangan potensi bagi bangsa
Indonesia untuk menapaki jenjang masa depannya.
Kemajemukan
masyarakat Indonesia dapat berpotensi membantu bangsa Indonesia untuk maju dan
berkembang bersama. Sebaliknya, jika kemajemukan masyarakat tersebut tidak
dikelola dengan baik, maka akan menyuburkan berbagai prasangka negatif
(negative stereotyping) antar individu dan kelompok masyarakat yang akhirnya
dapat merenggangkan ikatan solidaritas sosial.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Istilah
Masyarakat Indonesia Majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam
bukunya Netherlands India: A Study of Plural Economy (1967), untuk
menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman
ras dan etnis sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik.
Kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukkan oleh struktur masyarakatnya yang
unik, karena beranekaragam dalam berbagai hal.
Faktor
yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Keadaan geografi Indonesia yang
merupakan wilayah kepulauan
b. Letak Indonesia diantara Samudra
Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara Benua Asia dan Australia, maka
Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan.
c. Iklim yang berbeda serta struktur tanah
di berbagai daerah kepulauan Nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan
kemajemukan regional.
Pengaruh
kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku bangsa,ras dan agama dapat
dibagi atas pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah terdapat
keanekaragaman budaya yang terjalin serasi dan harmonis sehingga terwujud
integrasi bangsa. Pengaruh negatif, munculnya sikap primordial (primordialisme)
yang berlebihan yang mewarnai interaksi sosial sehingga muncul disintegrasi
atau konflik sosial.
3.2 Saran
Di
tengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia Baru, maka
idiom yang harus lebih diingat-ingat dan dijadikan landasan kebijakan mestinya
harus berbasis pada konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekali pun berada
dalam satu kesatuan, tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini
berbeda-beda dalam satu kemajemukan.
Dengan
demikian keanekaragaman tersebut merupakan suatu warna dalam kehidupan, dan
warna-warna tersebut akan menjadi serasi, indah apabila ada kesadaran untuk
senantiasa menciptakan dan menyukai keselarasan dalam hidup melalui persatuan
yang indah yang diwujudkan melalui integrasi.
Maka,
Indonesia Baru yang kita ciptakan itu, hendaknya ditegakkan dengan menggeser
perbadaan yang ada dengan mengedepankan keBhinnekaan sebagai strategi integrasi
nasional. Namun, jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang
sebaliknya: sebuah konflik yang berkepanjangan.